"No smoking, No Sufor!"

oleh : Teddy Efendy

Rokok, produk dengan bahan utama tembakau, dengan saus khusus yang menghasilkan berbagai macam rasa, menjadi produk yang luar biasa dibutuhkan oleh sebagian masyarakat di negeri ini. Adapun susu formula (sufor), suatu produk dengan formulasi khusus berbahan dasar susu sapi, yang diolah dengan teknologi tinggi, untuk mempertahankan nutrisi dasarnya.

Baik rokok ataupun sufor merupakan produk-produk yang dibutuhkan oleh kelompok masyarakat tertentu. Akan tetapi dibutuhkan disini tentunya menjadi tanda tanya khusus, rokok pada dasarnya bukanlah bahan pangan yang dibutuhkan oleh tubuh. Bahkan hampir seluruh produk hasil isapnya beracun bagi tubuh. Sementara sufor, sekalipun bernutrisi tinggi untuk bayi dan balita, namun bukanlan makanan terbaik untuk bayi dan balita melainkan Air Susu Ibu (ASI).

Uniknya baik rokok dan sufor, pada setiap kemasannya telah memberikan imbauan dan peringatan. Pada kemasan rokok, telah terpampang jelas, bahwa merokok berbahaya karena dapat menyebabkan serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin. Sementara pada kemasan sufor, ada imbauan, bahwa ASI lah makanan terbaik bagi bayi dan balita.

Kenapa unik, terlepas keadaan kesehatan baik bagi si perokok yang terlihat baik-baik saja, ataupun para bayi dan balita yang tumbuh kembang dengan baik. Ada hal yang harus menjadi perhatian, yakni, tidak mengindahkan sebuah informasi.

Jelas terpampang dalam kemasan, apa bahaya rokok, dan makanan apa yang terbaik untuk bayi dan balita, akan tetapi semua itu tidak diindahkan. Bagi si perokok, rokok menjadi hidangan primer. Bagi mereka pengguna sufor, dalam hal ini ibu-ibu yang punya bayi dan balita, sufor menjadi pelarian, tentunya untuk di luar alasan medis.

Apa jadinya nanti, jika dari dua kelompok masyarakat ini sudah menjadi kelompok yang terbiasa tidak peduli dengan imbauan. Kebiasaan tidak peduli ini lama-lama akan membentuk sebuah kelompok pembantah. Tidak peduli aturan.

Katakan sekarang, No smoking, no Sufor!