Rabu, 01 Juli 2009

Konsumen Hanya Membeli Kemasan.

Trend masyarakat modern yang lebih mendahulukan makanan cepat saji ataupu mengonsumsi makanan dalam kemasan rupanya telah dimanfaatkan betul oleh industri makanan. Pada umumnya produk makanan yang digemari masyarakat golongan ini adalah makanan yang memiliki kemasan yang baik dari sisi bahan dan menarik dari sisi labelingnya. Hanya saja, dengan pola konsumsi yang lebih mengandalkan gengsi ini, tidak sedikit konsumen yang lebih memilih produk makanan berdasarkan kemasannya.

Khusus makanan yang tergolong 'makanan murah' ada satu fakta yang mesti dicermati. Pada umumnya makanan golongan ini justru lebih menjual kemasan daripada produknya. Di luar biaya trasnportasi dan advertising, biaya kemasan bisa mencapai 60% dari biaya produksi. oleh karena itu, konsumen sebenarnya menghabiskan lebih banyak untuk kemasannya daripada makanannya itu sendiri.

Bahkan, kemasan yang digunakan didominasi oleh kemasan yang tidak dapat diperbaharui, atau dapat digunakan untuk keperluan lainnya. hal ini bisa diambil kesimpulan, bahwa kombinasi pola trend masyarakat dan industri makanan hanya lebih memperburuk keadaam alam.

Untuk itu, setiap dari kita harus berani mengambil tindakan untuk kembali memenuhi kebutuhan secara efektif. Jika memang kita bisa mendapatkan makanan tanpa harus membeli kemasan kenapa tidak? mari kita kembali pada konsumsi yang lebih alami dan segar, atau para pelaku industri makanan lebih bijak dalam mengeluarkan produknya dalam penggunaan kemasan, bagitu juga dalam pembentukan opini publik melalui pencitraan yang berlebihan.

Tetap Pintar Untuk Memilih Makanan, dan Tetap Pintar Untuk Hidup Sehat

Teddy Efendy
Alumni Teknologi Pangan Univrsitas Padjadjaran

1 komentar:

berehel mengatakan...

Styrofoam Vs Daun pisang diadu siapa yang menang?

tentunya harus merubah pola pikir para konsumer untuk back to nature, global warming campaign dll..